Kamis, 31 Oktober 2013

contoh karya ilmiah



KATA PENGANTAR
 Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah sederhana yang berjudul “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Dra. Supriyati selaku guru pembimbing
  2. Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas makalah ini. Mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kelompok kami pada khususnya.
Harapan kami apabila ada kurang lebihnya kami mohon saran dan kritiknya karena masih dalam taraf belajar.

Sidoarjo, Januari 2013
Penyusun,











Bab I
Pendahuluan
1.1     Latar belakang
Persolan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat, baik itu melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain sebagainya. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan yang terjadi dimana-mana, sirkulasi ekonomi yang terhambat serta dunia politik yang menuai pro dan kontra menjadi salah satu topik yang hangat di masyarakat. Berbagai alternatif penyelesaian masalah ini telah dilakukan seperti peraturan, undang-undang, penerapan hukum yang lebih kuat.
Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan budaya dan karakter bangsa juga telah menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah telah mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa ini melalui Departemen Pendidikan Nasional. Karena itulah kami tertarik menjadikan topik ini sebagai bahasan karya ilmiah sederhana yang akan kami tulis.

1.2    Identifikasi masalah
1.2.1   Peristiwa apa sajakah yang kini marak terjadi sebagai bentuk penyimpangan dari karakter bangsa ?
1.2.2  Apa sebab-sebab terjadinya penyimpangan karakter tersebut ?
1.2.3  Dampak apa saja yang ditimbulkan akibat penyimpangan karakter ini ?
1.2.4  Bagaiman upaya mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan karakter tersebut ?


1.3    Rumusan masalah
1.3.1   Bagaimana pengaruh penyimpangan karakter ini pada prestasi siswa ?

1.4    Tujuan dan manfaat
1.4.1   Mengembangkan kebiasaan dan perilaku anak bangsa yang terpuji dan sejalan dengan karakter bangsa Indonesia.
1.4.2  Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab kepada anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa.
1.4.3  Mengembangkan sikap mandiri, disiplin,  jujur, kreatif dan berwawasan kebangsaan

1.5    Metode penelitian
1.5.1   Mengamati kondisi di lapangan
1.5.2  Membaca buku pendukung


Bab II
Pembahasan
2.1 Contoh-contoh perilaku penurunan moral
Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika, lupa menjaga sopan santun, tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih banyak lagi. Hal sekecil itu saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar.
Realitanya, banyak makelar kasus, penggelapan pajak, korupsi, kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan yang amat sangat memprihatinkan adalah perilaku remaja Indonesia yang masih berada di usia sekolah. Menurut survey, pada tahun 2008 yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sekitar 18.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit HIV dan AIDS, 63% remaja melakukan hubungan seksual di luar nikah, 21% diantaranya melakukan aborsi dan sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia adalah pemakai narkoba dan 1,1 juta diantaranya adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah yang membuat keadaan negeri ini semakin buruk.

2.2 Sebab-sebab penurunan moral
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama yang memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan. Contohnya saja seorang ayah mengumandangkan adzan dengan lirih di telinga sang anak ketika ia baru saja dilahirkan, itulah bekal awal untuk mengawali hidup dengan kebaikan. Sedangkan, ketika sang anak hendak tidur, ibulah yang menenangkan atau membacakan dongeng untuknya. Tidak hanya itu, ayah dan ibu juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam megendalikan anaknya untuk menjadi anak yang baik.
Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada saja orang tua yang menitipkan anaknya kepada babby sitter atau pembantu rumah tangga. Sehingga, anak tersebut mendapatkan pendampingan  tumbuh dan berkembang bukan dari orang tua yang sudah berkeahlian mengurus anak dan tidak pula orang tua itu menjadi pendamping terindah ketika anaknya tumbuh. Ada saja alasan yang dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan anak kepada babby sitter. Salah satu alasan andalannya adalah karena harus mencari nafkah untuk membiayai anak itu, padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya tidak begitu. Boleh saja bekerja, tanpa melupakan tugas utama sebagai orang tua.
Ada pepatah bilang, bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.” Berarti harusnya para orang tua harus memiliki kemampuan dalam hal mengurus anak.
Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang tua dan lingkungan, menentukan kualitas kepribadian seorang individu. Seseorang yang memiliki kepribadian lemah karena ia kurang mendapat perhatian penuh dari orang tua, kurang rasa aman, sering dimanjakan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat karena ia telah mendapat perhatian penuh dari orang tua, kehangatan jiwa dan pemberian pengalaman hidup dari orang tuanya.
Peran kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak adalah guru. Sebagai seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya terutama sering-sering mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran, sekedar menyampaikan informasi atau mengejar target kurikulum.
Menurut pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :
  1. Tidak punya selera mengajar
  2. Kurang memperkaya materi (lemah sumber)
  3. Kurang disiplin
  4. Asal masuk kelas
  5. Tidak bisa komputer
  6. Kurang terampil
  7. Asal sampaikan materi, urutan tidak akurat
  8. Di kelas diremehkan anak
Hal yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.
Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar. Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari pengaruh luar yang negatif.


2.3 Dampak penurunan moral
2.3.1  Banyak anak berperilaku anarkis
2.3.2 Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain
2.3.3 Tidak mau tolong menolong dengan sesama
2.3.4 Tidak menghargai sesuatu
2.3.5 Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya
2.3.6 Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, social dan budaya
2.3.7   Jati diri bangsa Indonesia luntur

2.4 Upaya meminimalisir penurunan moral
2.4.1  Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang belajar bagaimana mengasuh anak yang baik dan benar dengan cara mengikuti parenting education
2.4.1  Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak dalam situasi apapun
2.4.1  Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja padat
2.4.1  Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata pelajaran.
2.4.1  Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga kebersihan.
2.4.1  Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di sekolah, seperti setiap hari senin melakukan upacar bendera, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru atau teman
2.4.1  Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya menegur ketika siswa berteriak-teriak ketika proses pembelajaran berlangsung
2.4.1  Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu teman atu bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga
2.4.1  Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan budaya ddan karakter bangsa dalam perwujudan misalnya toilet sekolah yang bersih, bak sampah terletak di berbagai tempat dan kondisi sekolah yang bersih
2.4.1  Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang baik menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita

2.5 Pengaruh penurunan moral terhadap prestasi belajar
Sebuah penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut kecerdasan seseorang dalam meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh pakar kelas dunia, Daniel Goleman yang menyatakan bahwa “80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya (emotional quotient=eq), sedangkan 20% ditentukan oleh IQnya.” Disinilah pembentukan karakter itu sangat berperan untuk meraih kesuksesan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat dijadikan obat agar terjadi peningkatan prestasi akademik pada siswa.
  

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian yang panjang lebar diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
3.1.1   Di negeri ini sudah jelas terjadi penurunan moral yang cukup memprihatinkan, sehingga seluruh lapisan masyarakat harus bertindak lebih lanjut atas hal ini
3.1.2  Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat berpengaruh pada prestasi siswa dan akhlak setiap individu
3.1.3  Orang tua dan guru merupakan orang pertama yang member bekal kepada anak-anak bangsa tentang pendidikan karakter sebelum anak tersebut terjun di masyarakat
3.1.4  Perilaku anak tergantung dari pemberian contoh oleh orang tua terutama dan gurunya
3.1.5  Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak bangsa
3.1.6 Pengaruh yang mendasar akibat penurunan moral adalah pesatnya globalisasi
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kelanjutan penulisan karya ilmiah ini, diantaranya :
3.2.1  Semoga dengan adanya karya ilmiah sederhana yang kami tulis ini dapat memperkaya pendapat pembaca untuk mengembangkan pendidikan karakter pada anak
3.2.2 Dapat dijadikan referensi tentang pendidikan karakter pada anak

Daftar pustaka

nih bagi yangggg ada di kasih tugas b.imdonesia utk nmembuat karya ilmiah sederhana



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat TYME Bahwa kami masih diberikan nikmat sehat, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Cara Mengatasi Pergaulan Bebas Terhadap Remaja.”

Dan kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua kami,dan
2. Teman-teman

Walaupun Karya ilmiah kami belum sempurna tetapi kami merasa bangga terhadap hasil yang dicapai.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.Kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.

Penulis

eLiaa

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Metode Penelitian

BAB II PEMBAHASAN MASALAH …………….2

2.1 Pergaulan Remaja Masa Kini
2.2 Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini
2.3 Jalan Keluar

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik Dan Saran

DAFTAR PUSTAKA …………………………….3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea rah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar
.
Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar.

Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.

Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan bebas terhadap remaja

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Bagaimana Pergaulan Remaja Masa Kini
2.2 Akibat Yang Timbul Dari Pergaulan Remaja Masa Kini?
2.3 Jalan Keluar Atau Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Dampak Negative Dari Pergaulan Remaja Masa Kini?

1.3 Tujuan Penulisan

Karya Ilmiah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulannya yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.

Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu perlu kiranya remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan Ini yaitu , menjelaskan secara mendalam dan terperinci tentang pergaulan remaja masa kini.

1.5 Metode Penelitian

- Searching
- Browsing
- Interview

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pergaulan Remaja Masa Kini
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.

Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.

Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.

Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.
Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.

Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.

Sementara itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengaku interaksi bebas di kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.

Senada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.

Di tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof Dr H Mahdini MA mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,’’ pintanya.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.

Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.

Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,’’ katanya.

Hal yang sama juga diutarakan Drs Ali Anwar, kepala SMA 5 Pekanbaru. Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. ‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah agama merupakan kebutuhan pokok,’’ ucapnya.
Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan anak,’’ ungkapnya.

2.2 Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini

Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan sebagai berikut :
- Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
- Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
- Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
- Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
- Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
- Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
- Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
- Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
- Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
- Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
- Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
- Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
- Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.

2.3 Jalan Keluar

- Menanamkan Nilai Ketimuran
- Mengurangi nonton televise
- Banyak beraktifitas postif

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini

Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian remaja,karang taruna,dan kegiatan lainnya

3.2 Saran dan Kritik

A. Saran

Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua

B. Kritik

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritikan yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
- Google.co.id
- Wikipedia.com